Ad Maiorem Dei Gloriam

Wisdom : Rantai yang mengikat

Seorang pawang gajah pernah bercerita bahwa gajah harus dilatih sejak masih kecil, saat masih lemah. Pertama-tama, kaki bayi gajah diikat dengan rantai baja yang kuat pada sebuah tonggak yang kokoh. Gajah hanya bisa berjalan sejauh panjang rantai. Jika ia berusaha melarikan diri, rantai baja akan menahannya. Biasanya, ia akan mencoba memutuskan rantai itu dengan menariknya kuat-kuat, tetapi ia masih terlalu lemah untuk bisa mengalahkan kekuatan rantai baja itu.

Hal itu berlangsung selama bertahun-tahun hingga tertanam di benak gajah bahwa ia takkan pernah mampu memutuskan rantai yang mengikat kakinya. Bahkan saat ia hanya diikat dengan seutas tali ijuk yang sebetulnya akan putus dengan hanya sekali sentakan saja. Tujuan dari pembiasaan itu adalah agar sang pawang bisa membawa gajah untuk bekerja di ladang dan hutan tanpa khawatir bahwa gajah akan melarikan diri. Lalu, apakah bedanya rantai baja dengan tali ijuk bila sang gajah tetap saja menganggap dirinya takkan mampu mengalahkan apa yang mengikat kakinya?

Hal ini mengajarkan bahwa jika selama ini kita membiarkan diri kita terbelenggu dengan pengalaman masa lalu, tanpa ada sedikit pun keberanian untuk menginsafinya, maka jangan salahkan siapa pun kalau kita takkan pernah mampu melepaskan diri dari penyesalan. Merenungi masa lalu takkan membuat kehidupan kita menjadi lebih baik.

Masa lalu biarlah berlalu, kita tidak akan bisa merubahnya. Biarkanlah masa lalu menjadi sebuah cermin agar kelak kita tidak akan melakukan hal sama lagi. Jadikanlah masa lalu sebagai pengalaman berharga yang membuat kita menjadi lebih dewasa.

Apa yang kita hadapi sekarang adalah masa kini dengan berbagai tantangannya. Dan yang bisa kita lakukan adalah mengisi masa kini dengan berkarya sepenuh hati dan jiwa.

0 comment:

Kita masing-masing adalah malaikat bersayap satu. Dan hanya bisa terbang bila saling berpelukan. (Luciano de Crescenzo)
Semesta merespon setiap kehendak kita. Apa yang kita pikirkan dan percayai sepenuh hati, akan menjadi semacam doa yang terkirim pada dunia
dan semesta akan memberikan semua keinginan kita. Kuncinya adalah berusaha tetap berenergi tinggi dan memakai kekuatan kehendak dengan cara positif.

Masa lalu adalah masa lalu (past), masa depan adalah masa depan (future). Tetapi masa kini adalah hadiah. Oleh karena itu disebut present. We live for today…so don’t look back.

  © Blogger templates The Professional Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP