Ad Maiorem Dei Gloriam

True Story : KESAKSIAN PAULA

Courtesy @ Catatan Kisah-kisah Inspiratif

Ada suami istri orang Surabaya yg tinggal di Jl. Gayungsari X.

Si istri bernama Paula, sedang hamil anak pertama yang berusia 3-4 bulan. Semua dokter di Surabaya dan Jakarta menyarankan Paula untuk menggugurkan kandungannya, karena dari hasil USG dan scan 4D, bayi dalam kandungannya abnormal, kepala besar, wajah tidak berbentuk. Dan melihat foto-foto perkembangan dari bulan ke bulan, bayi itu semakin menyerupai monster.

Kemudia Paula didampingi mamanya pergi ke Singapore untuk berkonsultasi dengan dokter Singapura tentang kondisi si jabang bayi. Dan sama...... dokter Singapura juga menganjurkan untuk digugurkan. Jadi sudah belasan dokter yang menyarankan untuk menggugurkan bayi dalam kandungannya.

Tapi sang mama bilang..... TIDAK AKAN DIABORSI! Apapun yg akan terjadi, Paula akan melahirkan bayi itu, walaupun dokter bilang sangat beresiko buat mama dan bayi.

Paula dan mamanya adalah jemaat Katolik yang rajin ke gereja dan berdoa di ruang adorasi. (Di Singapura setiap Gereja Katolik punya ruang adorasi, ada Sakramen Mahakudus di situ, terbuka bagi orang yang ingin berdoa sampai jam 12 malam). Mereka berdua tinggal di daerah Ponggol, rumah kakak Paula. Jadi Paula dan mamanya pergi ke Gereja dekat rumahnya di Ponggol (utara/barat) , jauh dari Gereja OLPS di daerah timur.

Ada jalan Tuhan bagi orang yang percaya dan pasrah total pada kehendak Tuhan. Tuhan mendengarkan doa mereka. Ketika Paula dan mamanya berdoa di ruang adorasi, Florence dan istrinya juga sedang berdoa di situ. Florence adalah seorang warga negara Singapura. Karena bisikan hatinya, Florence mendekati Paula, orang asing yang tidak dikenalnya. Florence bilang bahwa Tuhan menyuruh dia membantu Paula. Eh, Florence makin bingung karena Paula dan mamanya tidak bisa berbicara bahasa Inggris dan Mandarin. Mereka hanya bisa menangis. Florence pun tidak bisa berbicara bahasa Indonesia, meski mengerti sedikit bahasa melayu. Istri Florence yang berasal dari Indonesia pun tidak bisa berbicara bahasa Indonesia karena dilahirkan dan dibesarkan di Singapura.

Kebetulan gereja Florence terletak di Holy Family yang masih satu wilayah dengan Gereja OLPS (di daerah east/timur). Florence ingat bahwa di Gereja OLPS ada Komunitas Indonesia dan ada seorang Pastur yang bisa berbicara bahasa Indonesia bernama Pastur Greg. Jadi Florence memberikan alamat dan nomer telpon Gereja OLPS. Paula sekeluarga pun datang ke Pastur Greg, dan Pastur Greg berkata bahwa bayi itu jangan digugurkan! Selanjutnya bayi dalam kandungan Paula yang sudah diberi nama Rafael itu didoakan oleh Pastur Greg. (Mereka tidak tahu bahwa Pastur Greg di OLPS terkenal dengan julukan Romo Tabib, sebab banyak orang yang didoakannya bisa disembuhkan Yesus).

Paula sekeluarga pun berdoa terus, selain ke Gereja Novena yang sering terjadi banyak mukjijat. Semua orang yang mereka temui, diminta doanya.

Setelah itu dari minggu ke minggu, foto USG menunjukkan bahwa kondisi bayi dalam kandungan Paula makin membaik dan mulai membentuk wajah. Dokter di Singapura sampai heran dan bingung. Bayangkan, mulanya belasan dokter Surabaya, Jakarta dan Singapura dengan peralatan yang begitu canggih, menyarankan untuk menggugurkan kandungannya.

Memasuki usia kandungan 7 bulan, bayinya dinyatakan normal, ukuran kepala dan wajah semua normal. Puji Tuhan! Sesuatu yang tidak mungkin bagi ilmu kedokteran, mungkin bagi Tuhan. Tuhan mengubah semuanya dalam waktu yang singkat.

Mamanya Paula membuat kesaksian waktu Misa Indonesia di OLPS. Dan mereka menunjukkan semua foto USG dari bulan-bulan awal sampai kehamilan 7 bulan itu.

Paula melahirkan Rafael dalam usia kandungan normal 9 bulan, dan melihat Rafael lahir normal semuanya, tak terasa air mata menitik, bayangkan seandainya Rafael digugurkan ? Tentu dia akan sangat menyesal karena Rafael lahir normal tanpa cacat sedikit pun. Banyak yg menangis karena melihat kebesaran dan kuasa Tuhan. Ketika Rafael berumur 1 bulan, dia dibaptis di Gereja OLPS pada waktu Misa Indonesia. Kali ini suami Paula yang memberi kesaksian di Gereja.

Kemudian terjadi satu masalah lagi. Saat kelahirannya, dokter menemukan ada cairan di paru-paru dan menganjurkan agar Rafael dioperasi untuk mengeluarkan cairan tersebut. Namun sekali lagi sang mama menentang, tidak akan ada operasi buat Rafael. Sang mama marah mengapa dokter belum percaya akan kuasa Tuhan. Bukankah Tuhan sudah membuktikan kuasaNYA dengan mengubah kepala dan wajah Rafael yang seperti monster menjadi seorang anak yang normal. Sekarang kalau ada sedikit cairan di paru-paru Rafael, dia percaya bahwa Tuhan juga akan membersihkan paru-paru itu. Dan Puji Tuhan ! cairan itu pun lenyap dengan sendirinya.

Ketika Rafael berumur 2 bulan dan dinyatakan sehat oleh dokter Singapura, mereka pun kembali ke Surabaya.

0 comment:

Kita masing-masing adalah malaikat bersayap satu. Dan hanya bisa terbang bila saling berpelukan. (Luciano de Crescenzo)
Semesta merespon setiap kehendak kita. Apa yang kita pikirkan dan percayai sepenuh hati, akan menjadi semacam doa yang terkirim pada dunia
dan semesta akan memberikan semua keinginan kita. Kuncinya adalah berusaha tetap berenergi tinggi dan memakai kekuatan kehendak dengan cara positif.

Masa lalu adalah masa lalu (past), masa depan adalah masa depan (future). Tetapi masa kini adalah hadiah. Oleh karena itu disebut present. We live for today…so don’t look back.

  © Blogger templates The Professional Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP